Usir Alat Berat Diduga Pemain PETI, Warga Sungai Telang: Kado Nataru Untuk APH
Foto: Warga Sungai Telang Usir Alat Berat Pemain PETI |
Antoni beserta rekan pemuda Sungai Telang lainnya saat dimintai keterangan oleh awak media mengakui, tindakan pemuda dan warga bentuk perlawanan menolak keras kegiatan PETI diwilayah desanya. Hal yang sama juga diakui pemuda sebelumnya dengan berdemo di kantor desa (Rio) setempat.
"Waktu demo pertama, ada kesepakatan memberikan kesempatan para pelaku keluar dari lokasi. Kala itu salah satu mereka mengakui alat berat rusak. Kita pun memberikan waktu dan kesempatan buat mereka memperbaiki dan keluar lokasi. Tahu-tahu hanya alasan dan kembali bekerja," ujarnya.
Kendati, Fikri dan beberapa pemuda lainnya, saat diwawancarai mengakui untuk ketitik lokasi, tepatnya di daerah Sungai Sebiang pemuda dan masa bergerak dan berjalan kaki dengan jarak tempuh 3-4 jam perjalanan.
Sampai dititik lokasi, masa menemukan sebuah excavator lengkap dengan fasilitas lainnya siap menambang emas stembay. Anehnya, dilokasi selain beberapa pekerjaan dan dua orang mekanik tengah berjibaku memperbaiki excavator. Beralasan alat berat tersebut masih dalam kondisi rusak. Padahal bekas aktifitas galian masih terlihat baru.
Beruntung emosi masa sempat tertahan meskipun sudah ada yang nekat untuk memusnahkan alat berat dan peralatan lainnya, berteriak bakar. Meskipun sempat merusak dan memusnahkan BBM berjenis solar sempat dilokasi.
Pada akhirnya, para pekerja, masa dan disaksikan anggota Polri-TNI melakukan negosiasi meminta excavator keluar kurun satu Minggu ( Kamis depan_red). Setelah ada kesepatakan dan bahkan ada perangkat desa mengeluarkan omongan siap bertanggung jawab, masa meninggalkan lokasi.
"Kita melihat langsung kurang lebih 2 hettar area hutan HP tersebut yang sudah porak poranda, olah mafia tersebut," ujar para pemuda, saat dimintai keterangan.
Bercerita panjang, menurut mereka, keanehan dan kurang diterima akal sehat mereka, belum lepas penat usai dari lokasi. Para utusan mafia pencari mutiara kuning ini sudah berani dan memulai melakukan lobi-lobi gelap melalui Warshap. Meminta mereka yang dianggap vokal dalam mengusir excavator berdiam agar mereka bisa kembali bekerja 4 hari kedepan dan bahkan menawarkan pundi rupiah yang menggiurkan.
Tidak hanya itu, ada juga yang mengancam beberapa fasilitas dilokasi termasuk BBM yang sempat dimusnahkan oleh masa diminta digantikan. Mengakui mereka sudah mengetahui pelakunya, belum lagi ancaman lain ditengah nada lobi-lobi agar bisa bekerja kembali.
" Aneh kan, akhirnya kita menyimpulkan ini kato terindah kita dari masyarakat Sungai Telang untuk APH di Bungo dan Kapolda Jambi. Bila mau bertindak data dan pemilik siapa, mereka anggota Polri-TNI sudah ikut bersama kita," ujar mereka bercerita geleng-geleng kepala. Berharap pelaku ditindak tegas.
Mengakui, keikutsertaan dari putra daerah juga tidak bisa dipungkiri. Tapi ia berharap oknum mereka yang ikut berpikir sejenak akan penderitaan masyarakat dan masa depan anak cucu yang tidak bisa lagi menikmati air yang sudah tercemar. Juga meminta aparat pemerintah dusun membuat laporan resmi kepada pihak penegak hukum dan duduk bersama mencari cara lain agar oknum PETI benar-benar angkat kaki dari daerah hulu sungai.
" Kita sepakat untuk terus melakukan perlawanan, kita masih menyusun rencana. Bila mereka masih bertahan untuk demo ke kabupaten, provinsi atau tindakan lain," ancam Pemuda.
Diketahui, sebelumnya pada saat rapat koordinasi pemerintah daerah bersama tim gabungan penindakan PETI, Bupati Bungo H. Mashuri meminta tim melakukan penyisiran hulu sungai agar pelaku PETI bisa diusir dan ditindak . Diakui bupati warga sudah sangat resah tercemar nya aliran sungai yang digunakan pada umumnya masyarakat.
H. Romy Faisal