Jangan Pernah Menyemai Bibit Yang Busuk, Kelak Akan Menuai Bencana Yang Lebih Mengerikan
Foto: Jacob Ereste |
Penundaan Pemilu terus dihangatkan seperti sayur yang hendak disantap besok pagi. Berbagai media kembali hangat memaparkan adanya kungkinan Pemilu ditunda hingga bisa memperpanjang masa jabatan presiden.
Padahal, rakyat bersemangat menyambut Pemilu agar segera ada pergantian Presiden, karena hanya dengan begitu harapan adanya perubahan dan perbaikan akan terjadi. Meskipun tak ada pula jaminan akan lebih baik dari kondisi seperti dirasakan oleh rakyat sekarang ini.
Isi penundaan Pemilu kembali menguat --setelah mereda beberapa saat -- yang dilontarkan PLT. Ketua Umum DPP PPP Muhammad Mardiono. Karena dia memperkirakan rencana busuk itu bisa saja benar-benar terjadi. Sebab dia melihat adanya kekuatan yang sama -- fifty-fifty -- dari kungkinan penundaan Pemilu 2024 itu, katanya pada MNC Portal Indonesia, 2 Februari 2023.
Bahkan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana membocorkan hasil pembicaraannya bersama Menko Polhukam Machfud MD pada 25 Januari 2023 yang mengatakan masih ada pihak yang menginginkan menunda Pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden. Adapun jalan yang akan ditempuh melalui Sidang Istimewa MPR RI.
Rencana jahat ini memang semakin terasa hembusannya, hingga di berbagai tempat dan kesempatan terus menjadi pembicaraan banyak orang, termasuk La Nyala Mattalitti saat berbicara di Balai Kirti Istana Bogor dalam acara yang digagas GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) bersama Posko Negarawan. Kendati gagasan pemikiran La Nyala Mattalitti itu tidak mendapat respon dari peserta forum yang terkonsentrasi untuk melahirkan tokoh negarawan agar dapat menyelamatkan negara dan bangsa Indonesia yang mulai terkoyak-koyak akibat tata kelolanya terlepas dari UUD 1945 dan Pancasila yang tidak digunakan sebagai acuan dan pegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegaduhan yang terjadi setiap hari dalam kehidupan rakyat pada hari ini, terkesan telah menjadi teror yang semakin menakutkan. Mulai dari keputusan sidang yang dirasakan tidak memenuhi rasa keadilan, banyak kasus seperti tragedi di Kunjuruhan yang tidak jelas penyelesaiannya itu, sampai harga beras petani saat panen yang terancam oleh beras impor. Lalu perseteruan antara Kementerian Perdagangan dengan Kementerian Pertanian semakin menambah gamang pihak Bulog. Rakyat pun seperti tengah menonton film seri percintaan segi tiga yang tak kalah seru dramatiknya itu.
Suara rakyat seperti tak dihiraukan akibat kegaduhan yang sangat terkesan didramatisasi itu, hingga menjadi kuat diduga sekedar untuk mengalihkan perhatian warga masyarakat yang kritis mempersoalkan demi dan untuk hajat hidup orang banyak.
Hari ini memang perlu dicatat sejumlah kejanggalan yang dilakukan secara terang benderang, mengelabui akal sehat sehingga jadi terancam ikut tidak sehat. Akibatnya, bila terus dilakukan dan terus pula dibiarkan pasti akan berbuah buruk bagi generasi berikutnya.
Tentu saja perlakuan yang buruk akan menghasilkan respon yang buruk pula, bisa saja tidak seketika itu terjadi, tetapi pada kesempatan yang memungkin untuk itu, bisa jadi akan menjadi ganjaran yang nyata akan dialami kelak pada saat gilirannya tiba.
Oleh karena itu, usaha untuk Menyemai bibit yang baik harus tetap dilakukan agar hasil panen yang kelak akan dituai tidak membuat kecewa siapapun juga. Karena bibit terbaik yang disemai itu pun, harus dirawat dan dijaga bersama. Sebab ancaman dari beragam jenis dan model hama selalu mengintai dan mencari kesempatan. Begitulah korupsi dan penyelewengan terjadi -- dan dilakukan -- saat kelengahan seperti memberi peluang.
Begitulah pesan sang pujangga yang berumah di awan, janganlah pernah menyemai bibit yang busuk, sebab kelak kita akan menuai pula bencana yang lebih mengerikan.
Banten, 6 Februari 2023